Pengantar
Indonesia adalah Negara kepulauan yang sangat kaya. Selain kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah, seni dan budayanya yang beraneka ragam juga turut menyumbangkan kekayaan Indonesia. Bangsa Indonesia disatukan oleh bahasa yang satu yaitu Bahasa Indonesia, dimana disebutkan dalam penjelasan UUD 1945 bahwa Bahasa Indonesia adalah alat pemersatu Bangsa.
Kita tahu bahwa di negeri ini selain bahasa Indonesia juga banyak digunakan bahasa lain yaitu bahasa lokal daerah atau yang disebut dengan bahasa daerah saja. Sebagai contoh bahasa jawa, bahasa sunda, bahasa batak, bahasa bugis, dan lain-lain. Dalam tulisan ini saya akan menyampaikan sebagian kecil arti dari bahasa jawa dalam dialek ngapak yang digunakan oleh orang Banyumas, Cilacap, Brebes, Tegal, Sebagian Pemalang, dan sebagian Kebumen.
Tulisan ini berlatar belakang dialek Bumiayu dan sekitarnya. Bagi anda yang kebetulan berasal dari Bumiayu, Paguyangan, Sirampog, Tonjong tapi merasa keberatan dengan arti bahasa yang saya tuliskan disini boleh menambahkan atau melengkapi maknanya pada kolom komentar atau kirim ke email sayarahmat_alams@yahoo.com.
Pesan saya:
Mari kita tingkatkan kepercayaan diri kita untuk menggunakan bahasa dialek ngapak, ini adalah bahasa kita, jangan takut dan jangan minder. Kita boleh menggunakan bahasa jawa wetanan tapi itu hanya untuk menghormati mereka. Jika kita bertemu dengan sesama orang yang berdialek ngapak WAJIB HUKUMNYA UNTUK MENGGUNAKAN DIALEK NGAPAK.
Cara Membaca:
Huruf e (huruf e biasa) dibaca e seperti mengucapkan kata “kecap”
Huruf ĂȘ (huruf e dg tanda titik diatasnya) dibaca ĂȘ seperti mengucapkan kata “besar” atau elang
Huruf “H” dibaca “Ha” seperti mengucapkan kata “Hotel”
Huruf “kh” dibaca “ha” seperti mengucapkan kata “halal”
Huruf “ti” dibaca “ti” biasa, seperti mengucapkan kata “peniti”,,ujung lidah diletakkan diujung gigi
Huruf “thi” dibaca “thi” seperti mengucapkan kata “belathi” ujung lidah diletakkan rahang atas depan
A
Aja: jangan
Aleman: manja
Apabehe: bagaimana nanti
Anjog=butul: sampai
B
BĂȘdog : membrsihkan rumput atau tanaman liar yang mengganggu tanaman darat
BĂȘjad : rusak (berkaitan dengan moral)
BĂȘlih= ora:tidak
Bodoa: terserah
Bodol: rusak (secara fisik)
Bodong: pusat/puser yang lebih panjang atau lebih besar dari ukuran setandar
Bolongan: lubang
Bungah: seneng/gembira
Butul: anjog
D
Dengklang: berjalan dengan sebelah kaki karena salah satu kakinya tidak berfungsi atau sedang sakit
Dimaha:sengaja:nguja
Disit: dahulu: dimin
Dobol: bohong
Dolog: pelan=dolog
Dugal: marah
E
enyong/inyon: saya/aku
G
Gagiyan: cepetan/buruan
GĂȘm-blung: terganggu jiwanya/edan
GĂȘring: kurus
Gesek; ikan asin
Goroh: bohong
GreHon: butut/apkiran
Gumun: heran
I
Igir: bukit
J
Jugjag: dilaju/pulang pergi
K
Kaya Kue: begitu
Kedel: idal/melakukan pekerjaan dengan tangan kiri
KĂȘmaki: sombong
KĂȘmrĂȘtĂȘg: degdegan
KĂȘncot: lapar
KĂȘntir: edan=gemblung
KĂȘsuwĂȘn (KĂȘsuhĂȘn): jengkel
KicitĂȘn: penyakit telinga yang mengeluarkan cairan dengan bau yang tidak sedap
Kili Kuping: cottonbud
KoĂȘn: kamu
L
Leganu: dahulu=gemiyen
Lingsir: larut
Londog=bolog: pelan
M
Maring: ke
MbĂȘ-thiter: bandel
Mbrahol: berrtingkah seperti preman
MbrĂȘgajul: hampir sama dengan mbrahol
MbrĂȘngkunung: hamper sama dengan mbrahol
MĂȘncolat: meloncat (berkaitan dengan selain manusia), missal “Kodok mencolat maring pekaranagan)
Mitoni: selamtan tujuh bulan kandungan bayi
MlĂȘmbe- MlĂȘmbe: hendak menangis
MlĂȘpĂȘs : patah tapi tidak langsung terlepas. Misal “wit gedange mlĂȘpĂȘs kenang angin”
N
Nderes: menyadap
NdĂȘrĂȘs : belajar=sinau
Ndilalah: secara tidak sengaja
Ngablag: tengadah
Ngendong; bertelor
Ngengkreg: berjalan dengan penuh semangat karena ada sesuatu yang dituju
NgĂȘrajug: Kaget
Ngrempo: capek/lelah karena banyak pekerjaan
O
Onggrongan: manja=aleman
Oraketang: walau pun=sanadjan
P
Pancen: memang
PanjĂȘnĂȘngan: kamu. Tapi hanya untuk orang yang dihormati
Potes: patah
Primen:bagaimana
R
Rah: dong (tidak memiliki arti, hanya sebagi pelemas bicara)
Rika: kamu. Untuk orang yang lebih tua
S
Sampean: hamper sama dengan rika
SĂȘm-blotongan: sembarangan
SĂȘmragul: tidak bisa melakukan sesuatu tapi bergaya bisa
Singsonge: tidak memiliki arti, tapi sering digunakan untuk membandingkan sesuatu.
SrĂȘgĂȘp: rajin
Sripu: sandal
Sung: yakin
Sungkan: malas
T
TĂȘmĂȘnan: beneran
W
Waras: sehat
Sumber : matletters.wordpress.com













0 komentar:
Posting Komentar